Wednesday 11 September 2019

VIRTUE


Nggak nyangka sekali saya bisa bertansaksi membeli buku karangan Marquis De Sade di Indonesia dan memang keberuntungan ya, saya dapat memegang dan memiliki buku berjudul"Virtue" Oleh Marquis De Sade. Semua bermula saya searching secara acak di setiap Lapak dengan pengarang Marquis De Sade, hasilnya memang zero sampai saya coba di aplikasi lapak Preloved yang  menjual bermacam-macam barang bekas, Akhirnya muncul satu barang dipencarian, dengan lekas saya chat si penjual, tag harganya juga masih belum dilepas, lumayan saya dapat buku ini masih dalam kondisi 100 persen baru dengan diskon 40%.

Sekilas tentang penulis Marquis De Sade, Namanya sudah terikat dipikiran kebanyakan  orang tentang tulisannya yang buruk dan merusak moral seksualitas, pastinya kalau kalian tau Marquis De sade, kalian pastinya sudah tau novelnya benak, Karyanya 120 Days of Sodom and Justine dan Kisah Marquis De Sade yang sempat di filmkan dengan Judul "Quills" sangat kontroversial.

Sedangkan "Virtue" bercerita mengenai Herman dan Ernestine yang bangsawan dan sombong, dua kekasih muda, mendapati diri mereka dihadapkan pada sepasang libertine yang tidak akan berhenti pada apa pun — bahkan batas-batas hukum — untuk meredakan keinginan mereka. Madame Scholtz, seorang janda temperamen yang sehat, akan menyusut dari ketiadaan, tidak ada dusta, tidak ada pengkhianatan di bawah mereka dalam upaya mereka untuk pemenuhan seksual. Tetapi apakah kejahatan benar-benar tidak pernah membayar? Atau bisakah kebajikan mengalahkan kejahatan? Sepasang cerita ini menunjukkan prinsip-prinsip moral dan sosialnya yang mendalam, dan membedakan kritik anggun kelas ini dari sekadar episode pornografi belaka.

Memang "Virtue" tidak ada bandingannya dengan cerita erotis "Justine or Missfortune of Virtue" yang seorang gadis muda yang manis dan lugu, dijadikan sasaran dari segala keburukan dan pelecehan terlukis dalam serangkaian episode  Misalnya, diberhentikan pada usia 14 tahun dari biara tempat ia dididik, ia harus mempertahankan kebajikannya dari serangan debauchees yang menawarkan kemudahan finansial dengan imbalan bantuan seksual. Dia dengan tegas membela prinsip-prinsip moralnya dan melihat dirinya diturunkan ke posisi pelayan dalam rumah tangga seorang lelaki serakah, yang mencoba membujuknya untuk mencuri dari tetangga. Dia menolak, dan sebagai balasan dia dituduh melakukan pencurian dan dipenjara. Dengan menjadi kaki tangan dalam pembakaran yang membunuh beberapa tahanan, ia berhasil melarikan diri, hanya untuk diperkosa. Dia berlindung di kastil Pangeran Bressac muda, seorang homoseks yang berubah menjadi monster lain: kejam, sesat, dan tidak berbakti. Karena dia menolak untuk membantunya meracuni ibunya, dia hampir termakan oleh mastiff Count yang ganas yang dilawannya. 






Post a Comment

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search