Sunday 27 October 2019

Canon PhotoMarathon Indonesia 2019


Di akhir acara Canon Photomarathon Indonesia 2019, saya ingin tergesah-gesah untuk menjual secepatnya dan tak menginginkan Kamera Canon ini lagi, padahal saya  menjadi pengguna Canon dari tahun 2013,  kenapa begitu?  Baca dengan lengkap ya ceritanya dan di postingan ini saya juga akan mengutarakan tipsnya ikut acara ini kalau kalian masih kekeh mau ikut acara ini 👽👽.

Saya masih ingat saat 9 juri dipanggung memberikan speech singkat sebelum membeberkan para finalis di setiap tema ( baru kali ini saya ikut acara dimana semua peserta terlihat tidak antusias tak bersuara, saya dapat menyimpulkan seperti itu karena bunyi tepuk tangan yang pelan dan menjawab salam dari para juri yang tak dibalas oleh peserta, bisa jadi para peserta sudah lelah hunting ketiga tema), lanjut ya, jadi  salah satu dari juri didepan berkutip "CPMI merupakan Ajang Bergengsi Photography di Indonesia!". dan disitupun saya berusaha berpikir keras apa yang dimaksud bergengsi  dan standard bergengsi menurut Canon itu seperti apa,dengan pengalaman yang saya dapatkan hari ini.

Sebelumnya, sungguh saya tidak berharap sama sekali  untuk menang, saya ikut acara ini biar tau apa saja kegiatan Canon photomarathon ini  untuk pecinta fotografi dan ilmu saya tentang kamera hanya sebatas  Basic : kegunaan aperture, iso, autofokus, lighting, eksposure, angle, komposisi dan teknik-teknik basiclah pokoknya, sedangkan banyak peserta yang memang sudah kerjanya dibidang photography semisal : wedding photographer, photographer majalah dan photographer jurnalis. 

Tapi saya TETAP bela-belain datang padahal kondisi badan saya juga nggak lagi fit untuk ikut acara bahkan saya juga prepare properti, ornament yang mungkin nanti bisa mendukung tema tersebut ,saya berkata begini is showing how much i like canon and i like to be part of this event,  tahun ini peserta dikasih waktu Tema 1: 2jam, Tema 2: 1jam lewat 15menit dan Tema 3: 2jam, acara ini di adain di Pluit Village yang mana jauh dari icon-icon jakarta Tapi saat pengumuman Finalis ada banyak ke ganjelan dalam foto, ganjel dalam arti bukan curang ya tapi bisa dibilang kata kasarnya licik 👶kata halusnya banyak settingan, Maksutnya gimana nieh? pasti kalian nggak pahamkan. jangan sampai salah paham dibaca yang tuntas ya. 

Saat 15 finalis kategori pelajar di umumkan, kedua laki-laki duduk didepan saya pun tertawa dan saling memandang, gimana tidak, Gila finalisnya  ada anak SD , sedangkan foto yang dipampang itu foto yang profesional sekelas  photographer yang mana pasti dia  mungkin motret pake kamera jenis full frame dan yang pasti nggak pake lensa bawaan dan itu landscape dan apa iya anak kecil bisa megang kamera berat dengan stabil. bukan sulap bukan sihir ya, saya rasa bukan saya saja yang tau, yang duduk didepan saya juga tau kalau yang foto itu pasti orang tuanya.

 Tema 1 : Jakarta terkini - Miniature set

Bukan sampe disitu kisah menarik dari acara ini, pas finalis kategori umum pada Tema 1 yaitu Jakarta Terkini, tiba-tiba terpampang foto icon jakarta yaitu MONAS, foto monasnya di dalam lagi, hari sabtu sudah buka kali ya monas dini hari, maybe i dunno, kedua laki-laki yang duduk di depan saya kembali saling liat-liatan dengan reaksi wajah mereka seperti mendengar stand up comedy dan berkata "Aaah MOnas" dengan volume suara kecil namun masih terdenger di telinga dan bisa dibilang berbarengan dengan saya juga mengucap "HAH monas!".

Coba jelaskan gimana tuh dengan waktu sesingkat itu bisa Pulang-pergi: Pluit-Monas-Pluit kurun waktu sesingkat itu, sedangkan saya saja berangkat naik motor dari Kemayoran- Pluit butuh waktu 50menit, bukan curang..bukan magic Bukan sihir ya... ternyata strategi finalis adalah  mereka punya tim 1,2,3,4,5  dan orang 1,2,3,4,5 stand by di setiap tempat iconic Jakarta, yang satunya lagi stand by di tempat, Naaahh dari sana mereka saling komunikasi untuk menginformasikan setiap tema. ada juga mereka yang katanya pake jasa joki untuk foto. amazzingg banget  ya akal-akalnnya mungkin kalian yang emang niat bisa di contoh strategi ini. 

Tapi ajang ini menurut saya jadi nggak challenging dan kesannya settingan, nggak seperti yang saya lihat refensi video di youtube untuk acara Canon Photomarathon Asia, Peserta diturunin di satu  lokasi yang sama dan dari situ mereka berbaur untuk hunting foto dan yang terakhir ini fatal sih bagi saya, strategi tadi mungkin bisa kalian coba tapi masih sangat sulit sekali untuk menang karena pemenangnya kebanyakan adalah pemenang tahun-tahun kemarin, itu agak tidak fair, ibarat kalau kita mau ikut lomba ajang nyanyi semisal Indonesian Idol dan kita musti bersaing dengan pemenang-pemenang sebelumnya  contoh Judika misalnya, yeekaaan menurut loe aja..pengalaman judika udah pernah duet sama michael learn To Rock, nah ya kita duet sama Sisir 👋

Dari sini pun saya paham bahwa acara ini sulit ya kalau melahirkan bibit-bibit baru yang tertanam dan mungkin ini standard canon yang mungkin mereka sebut "Acara Bergengsi", jadi peserta, finalis dan pemenang harus lebih ke orang-orang yang sudah punya nama dibidang photography. ya contohnya udah menang jadi pemenang lagi 👨 dan i got sense  of seniority Image. oh ya acara tahun kemarin ramai sangat tapi tahun ini sangat sepi mungkin hanya 300 peserta perkiraan sih kalau di hitung dari jumlah kursi yang tersedia untuk peserta mungkin sisanya masih di tempat TKP keasyikan hunting atau sepi mereka pada sadar atas standar bergengsi Canon atau karena lokasi  acara tahun ini yang jauh, yah banyak faktorlah pokoknya.  begitulah cerita acaranya yang buat saya ingin menjual Kamera Canon, jual nggak ya, jual, well will see about that tapi aku sih no kalau mau ikut tahun depan menurut saya nggak worth it, nggak bikin saya ketagihan. saya fiiikiiir ada banyak cara menuju roma kalau kata pepatah 👧











Post a Comment

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search